Laman

Friday, January 31, 2014

Infrastruktur Jaringan Access Khususnya Kabel Tembaga, merupakan salah satu aset terbesar milik TELKOM INDONESIA, yang tidak dimiliki oleh Operator Telekomunikasi lain

Sebanyak  33 Ibu Kota Propinsi dan 504 ibu kota Madya/ Kabupaten dan bahkan juga termasuk sebagian ibu kota kecamatan. sudah terinstalasi jaringan access khususnya kabel tembaga, sesuatu aset yang besar yang diperkirakan juga merupakan konfigurasi jaringan lokal terbesar di dunia.
Salah satu kekuatan TELKOM dalam bisnis Telekomunikasi adalah memiliki  Jaringan Akses Wireline dengan populasi yang besar dan coverage layanan yang luas di seluruh wilayah Indonesia. Kekuatan  ini tidak akan pernah dimiliki oleh operator lain dan sampai saat ini masih menjadi kontributor revenue engine terbesar bagi TELKOM.

Berikut pembagian wilayah TELKOM INDONESIA yang memiliki Jaringan Wireline Kabel Tembaga

A. Pulau Sumatra ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL I )

1. Nanggroe Aceh Darussalam / NAD (Daerah Istimewa)
2. Sumatera Utara / Sumut
3. Sumatera Barat / Sumbar
4. Bengkulu
5. Riau
6. Kepulauan Riau / Kepri
7. Jambi
8. Sumatera Selatan / Sumsel
9. Lampung
10. Kepulauan Bangka Belitung / Babel

B. Pulau Jawa ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL II, III, IV, V )

11. DKI Jakarta / Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( DIVISI REGIONAL II )
12. Jawa Barat / Jabar ( DIVISI REGIONAL III )
13. Banten ( DIVISI REGIONAL III )
14. Jawa Tengah / Jateng ( DIVISI REGIONAL IV )
15. DI Yogyakarta / Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIVISI REGIONAL IV )
16. Jawa Timur / Jatim ( DIVISI REGIONAL V )

C. Pulau Kalimantan ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL VI )

17. Kalimantan Barat / Kalbar
18. Kalimantan Tengah / Kalteng
19. Kalimantan Selatan / Kalsel
20. Kalimantan Timur / Kaltim

D. Nusa Tenggara ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )

21. Bali
22. Nusa Tenggara Barat
23. Nusa Tenggara Timur

E. Pulau Sulawesi ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )

24. Sulawesi Barat / Sulbar
25. Sulawesi Utara / Sulut
26. Sulawesi Tengah / Sulteng
27. Sulawesi Selatan / Sulsel
28. Sulawesi Tenggara / Sultra
29. Gorontalo

F. Kepulauan Maluku dan Pulau Papua ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )

30. Maluku
31. Maluku Utara
32. Papua Barat
33. Papua

History  Jaringan Tembaga Milik TELKOM INDONESIA.

Tahun 1964 dibangun kabel tembaga jenis isolasi kertas buatan AIE Belanda, sebagian besar sudah di non aktifkan dan sebagian juga masih digunakan.
Tahun 1978, proyek pembangunan jaringan kabel tembaga yang disebut BICC ( British Insulation Cable Company) project yang menggunakan isolasi polyethilen petrojelly (BOHCA) yang dibangun di seluruh Ibu Kota Propinsi Indonesia.
Tahun 1982, proyek 100 SBK lengkap dengan pembangunan jaringan kabel tembaga petrojelly (BOHCA) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1984, proyek ekspansi jaringan kabel tembaga untuk seluruh STO di Indonesia.
Tahun 1988, proyek pembangunan phase-1 jaringan kabel tembaga sebagian jaringan kabel kering (SATG) dan jaringan kabel petrojelly (BOHCA)
Tahun 1991, proyek pembangunan phase-2 jaringan kabel tembaga petrojelly (BOHCA)  untuk ekspansi dan pembebasan telepon engkol ibu kota Kabupaten/ Kodya
Tahun 1994, proyek pembangunan PROTEL-3 ekspansi jaringan kabel seluruh STO Jawa, Bali-NUSRA dan beberapa kota lainnya di Indonesia
Tahun 1996, Project pembagunan PHASE-4, ADB-2 Sumatera dan Sulawesi ekspansi jaringan kabel tembaga beberapa STO.
Tahun 1998, Poject pembangunan Jaringan Kabel Kerja Sama Operasi (KSO), ekspansi jaringan kabel tembaga dan fiber optic.
Tahun 2006, Project pembangunan Jaringan Kabel KSO Plus, ekspansi jaringan kabel tembaga dan fiber optic.
Dan beberapa ekpansi jaringan kabel tembaga dari tahun ke tahun dengan skala terbatas untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan akan layanan telepon.

Apakah masih diperlukan Jaringan Wireline (Kabel Tembaga)? dengan keberadaan Wireless yang lebih praktis.

Bisnis wireline desain awal yang hanya untuk spesifikasi POTS dan layanan data dengan skala terbatas, tetapi dengan berkembangnya teknik telekomunikasi, maka wireline juga dapat digunakan disamping sebagai layanan POTS juga untuk kebutuhan broadband seperti SPEEDY, ASTINET, VPN IP dll.
Saat ini dengan memasuki dunia modern wireline masih memegang peranan penting untuk mendukung layanan triple play (Voice, Data, Vidio), sehingga keberadaan wireline masih sangat diperlukan.
Dengan koneksi yang lebih stabil dan jauh dari interfrensi frequensi maka wireline punya kelebihan tersendiri terutama untuk layanan speed yang konstan.

Kondisi jaringan wireline TELKOM INDONESIA

Hampir dipastikan teknologi yang digunakan sama dengan teknologi yang digunakan oleh negara-negara yang menggunakan jaringan wireline sebagai jaringan utama untuk koneksi telekomunikasi.
Perbedaannya adalah terletak pada kondisi geografis dan dan  coverage layanan yang sangat besar yang terdiri dari wilayah-wilayah kepulauan sehingga membutuhkan effort yang tinggi dalam hal maintenance dan operasional, yang berdampak kepada alat produksi tidak tertangani dengan baik.
Beragamnya teknologi prangkat yang terkait dengan wireline menambah rumitnya dalam hal recovery jika terjadi perubahan systim atau kebijakan.

Berikut komparasi kondisi jaringan wireline TELKOM INDONESIA dengan beberapa Negara terutama Arab Saudi, Singapura yang sama mengoperasikan alat produksi telekomunikasi Wireline.

Jaringan TELKOM INDONESIA, kombinasi menggunakan jaringan kabel udara dan kabel tanah sehingga berdampak terutama jaringan kabel udara menjadi semrawut
APILOT CONCEPT 04 APILOT CONCEP 03
APILOT CONCEPT 08 ADW SEMRAWUT 1
DSCN1889 DSCN1798

image

Kondisi Alat produksi wireline TELKOM  dan Kondisi jaringan kabel di beberapa perkotaan INDONESIA (Gambar-1)

Jaringan kabel Arab Saudi sama sekali tidak menggunakan jaringan atas udara, seluruhnya menggunakan jaringan kabel bawah tanah, sehingga jaringan kabelnya sangat rapi dan tertata dengan baik.
JARINGAN AKSES MADINAH
JARINGAN AKSES MADINAH 1

Kondisi Alat produksi wireline ARAB SAUDI  (Gambar-2)

Jaringan kabel Singapura sama sekali tidak menggunakan jaringan atas udara, seluruhnya menggunakan jaringan kabel bawah tanah, sehingga jaringan kabelnya sangat rapi dan tertata dengan baik.
DSCN0941 DSCN0940
Memperhatikan kondisi jaringan di atas tentu diperlukan penataan jaringan kabel wireline TELKOM INDONESIA yang berwawasan lingkungan dengan tidak membiarkan jaringan wireline menjadi degradasi mutu dan cenderung menciptakan VISUAL VOLLUTION.
Untuk menata kembali jaringan wire line TELKOM  menjadi BIR (Bersih Indah, Rapi) diperlukan suatu konsep terpadu dengan instasi terkait  misalnya Tata Kota, PU, PLN, PDAM sehingga bisa mendekati sama dengan jaringan wireline di Negara-negara seperti tersebut di atas. (End)