Sebanyak 33 Ibu Kota Propinsi dan 504 ibu kota
Madya/ Kabupaten dan bahkan juga termasuk sebagian ibu kota kecamatan.
sudah terinstalasi jaringan access khususnya kabel tembaga, sesuatu aset
yang besar yang diperkirakan juga merupakan konfigurasi jaringan lokal
terbesar di dunia.
Salah satu kekuatan TELKOM dalam bisnis
Telekomunikasi adalah memiliki Jaringan Akses Wireline dengan populasi
yang besar dan coverage layanan yang luas di seluruh wilayah Indonesia.
Kekuatan ini tidak akan pernah dimiliki oleh operator lain dan sampai
saat ini masih menjadi kontributor revenue engine terbesar bagi TELKOM.
Berikut pembagian wilayah TELKOM INDONESIA yang memiliki Jaringan Wireline Kabel Tembaga
A. Pulau Sumatra ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL I )
1. Nanggroe Aceh Darussalam / NAD (Daerah Istimewa)2. Sumatera Utara / Sumut
3. Sumatera Barat / Sumbar
4. Bengkulu
5. Riau
6. Kepulauan Riau / Kepri
7. Jambi
8. Sumatera Selatan / Sumsel
9. Lampung
10. Kepulauan Bangka Belitung / Babel
B. Pulau Jawa ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL II, III, IV, V )
11. DKI Jakarta / Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( DIVISI REGIONAL II )12. Jawa Barat / Jabar ( DIVISI REGIONAL III )
13. Banten ( DIVISI REGIONAL III )
14. Jawa Tengah / Jateng ( DIVISI REGIONAL IV )
15. DI Yogyakarta / Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIVISI REGIONAL IV )
16. Jawa Timur / Jatim ( DIVISI REGIONAL V )
C. Pulau Kalimantan ( TELKOM WILAYAH DIVISI REGIONAL VI )
17. Kalimantan Barat / Kalbar18. Kalimantan Tengah / Kalteng
19. Kalimantan Selatan / Kalsel
20. Kalimantan Timur / Kaltim
D. Nusa Tenggara ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )
21. Bali22. Nusa Tenggara Barat
23. Nusa Tenggara Timur
E. Pulau Sulawesi ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )
24. Sulawesi Barat / Sulbar25. Sulawesi Utara / Sulut
26. Sulawesi Tengah / Sulteng
27. Sulawesi Selatan / Sulsel
28. Sulawesi Tenggara / Sultra
29. Gorontalo
F. Kepulauan Maluku dan Pulau Papua ( TELKOM DIVISI REGIONAL VII )
30. Maluku31. Maluku Utara
32. Papua Barat
33. Papua
History Jaringan Tembaga Milik TELKOM INDONESIA.
Tahun 1964 dibangun kabel tembaga
jenis isolasi kertas buatan AIE Belanda, sebagian besar sudah di non
aktifkan dan sebagian juga masih digunakan.
Tahun 1978, proyek pembangunan jaringan kabel tembaga yang disebut BICC ( British Insulation Cable Company) project yang menggunakan isolasi polyethilen petrojelly (BOHCA) yang dibangun di seluruh Ibu Kota Propinsi Indonesia.
Tahun 1982, proyek 100 SBK lengkap dengan pembangunan jaringan kabel tembaga petrojelly (BOHCA) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1984, proyek ekspansi jaringan kabel tembaga untuk seluruh STO di Indonesia.
Tahun 1988, proyek pembangunan phase-1 jaringan kabel tembaga sebagian jaringan kabel kering (SATG) dan jaringan kabel petrojelly (BOHCA)
Tahun 1991, proyek pembangunan phase-2 jaringan kabel tembaga petrojelly (BOHCA) untuk ekspansi dan pembebasan telepon engkol ibu kota Kabupaten/ Kodya
Tahun 1994, proyek pembangunan PROTEL-3 ekspansi jaringan kabel seluruh STO Jawa, Bali-NUSRA dan beberapa kota lainnya di Indonesia
Tahun 1996, Project pembagunan PHASE-4, ADB-2 Sumatera dan Sulawesi ekspansi jaringan kabel tembaga beberapa STO.
Tahun 1998, Poject pembangunan Jaringan Kabel Kerja Sama Operasi (KSO), ekspansi jaringan kabel tembaga dan fiber optic.
Tahun 2006, Project pembangunan Jaringan Kabel KSO Plus, ekspansi jaringan kabel tembaga dan fiber optic.
Dan beberapa ekpansi jaringan kabel tembaga dari
tahun ke tahun dengan skala terbatas untuk memenuhi permintaan akan
kebutuhan akan layanan telepon.
Apakah masih diperlukan Jaringan Wireline (Kabel Tembaga)? dengan keberadaan Wireless yang lebih praktis.
Bisnis wireline desain awal yang hanya untuk
spesifikasi POTS dan layanan data dengan skala terbatas, tetapi dengan
berkembangnya teknik telekomunikasi, maka wireline juga dapat digunakan
disamping sebagai layanan POTS juga untuk kebutuhan broadband seperti
SPEEDY, ASTINET, VPN IP dll.
Saat ini dengan memasuki dunia modern wireline masih
memegang peranan penting untuk mendukung layanan triple play (Voice,
Data, Vidio), sehingga keberadaan wireline masih sangat diperlukan.
Dengan koneksi yang lebih stabil dan jauh dari
interfrensi frequensi maka wireline punya kelebihan tersendiri terutama
untuk layanan speed yang konstan.
Kondisi jaringan wireline TELKOM INDONESIA
Hampir dipastikan teknologi yang digunakan sama
dengan teknologi yang digunakan oleh negara-negara yang menggunakan
jaringan wireline sebagai jaringan utama untuk koneksi telekomunikasi.
Perbedaannya adalah terletak pada kondisi geografis
dan dan coverage layanan yang sangat besar yang terdiri dari
wilayah-wilayah kepulauan sehingga membutuhkan effort yang tinggi dalam
hal maintenance dan operasional, yang berdampak kepada alat produksi
tidak tertangani dengan baik.
Beragamnya teknologi prangkat yang terkait dengan
wireline menambah rumitnya dalam hal recovery jika terjadi perubahan
systim atau kebijakan.
Berikut komparasi kondisi jaringan wireline TELKOM INDONESIA dengan beberapa Negara terutama Arab Saudi, Singapura yang sama mengoperasikan alat produksi telekomunikasi Wireline.
Jaringan TELKOM INDONESIA, kombinasi menggunakan
jaringan kabel udara dan kabel tanah sehingga berdampak terutama
jaringan kabel udara menjadi semrawut
Kondisi Alat produksi wireline TELKOM dan Kondisi jaringan kabel di beberapa perkotaan INDONESIA (Gambar-1)
Jaringan kabel Arab Saudi sama sekali tidak menggunakan jaringan atas udara, seluruhnya menggunakan jaringan kabel bawah tanah, sehingga jaringan kabelnya sangat rapi dan tertata dengan baik.Kondisi Alat produksi wireline ARAB SAUDI (Gambar-2)
Jaringan kabel Singapura sama sekali tidak menggunakan jaringan atas udara, seluruhnya menggunakan jaringan kabel bawah tanah, sehingga jaringan kabelnya sangat rapi dan tertata dengan baik.
Memperhatikan kondisi jaringan di atas tentu
diperlukan penataan jaringan kabel wireline TELKOM INDONESIA yang
berwawasan lingkungan dengan tidak membiarkan jaringan wireline menjadi
degradasi mutu dan cenderung menciptakan VISUAL VOLLUTION.
Untuk menata kembali jaringan wire line TELKOM
menjadi BIR (Bersih Indah, Rapi) diperlukan suatu konsep terpadu dengan
instasi terkait misalnya Tata Kota, PU, PLN, PDAM sehingga bisa
mendekati sama dengan jaringan wireline di Negara-negara seperti
tersebut di atas. (End)