Laman

Saturday, November 17, 2012

Pahlawan Tak Dianggap

Pahlawan Internet Masa Kini Yang Sesungguhnya


Pahlawan tidak dianggap begitulah mungkin ungkapan yang bisa dirasakan oleh para pekerja penggali tanah dan pemasangan kabel fiber optik ini. Kelak suatu saat nanti dibalik semakin cepatnya koneksi internet yang Anda pergunakan, akan  terbesit sebuah kisah semu dari para pekerja penggali tanah untuk pemasangan kabel fiber optik ini.

Potret para pekerja penggali tanah bukanlah pekerjaan yang langka atau unik untuk kita perbincangkan lagi hari ini, di lingkungan kita sendiri mungkin sudah banyak sekali potret orang-orang yang bekerja sebagai penggali tanah ini. Mulai dari para penggali tanah untuk pemasangan pipa gas negara miliki Pertamina atau  pemasangan pipa saluran air PDAM. Semua pasti sering kita lihat di pinggir-pinggir jalan raya perkotaan sampai kadang juga ditemui wilayah pedesaan. Banyak pekerja seperti diatas menggali dan menutup lubang galian untuk memasang sesuatu hal, baik itu kabel bawah tanah sampai pipa-pipa besi untuk saluran gas dan air. Sungguh kasihan dan miris sekali melihat potret orang-orang tak kenal lelah ini untuk mencari sesuap makan guna menghidupi keluarganya.

Dari sekian banyak pekerja galian yang ada, penulis tertarik untuk membahas para penggali tanah untuk pemasangan kabel fiber optik di tepi-tepi jalan yang hari ini marak ditemui. Penulis mengambil cuplikan kisah tersebut karena melihat betapa kerasnya para pekerja galian pemasangan kabel fiber optik tersebut, bekerja siang dan malam untuk memecah tanah bahkan aspal untuk memasang kabel optik di dalam tanah guna memenuhi kebutuhan internet berkecepatan tinggi yang akan kita pergunakan di beberapa tahun mendatang. Perjuangan mereka yang tak kenal lelah tersebut tidak hanya berlAndaskan  oleh faktor-faktor ekonomi semata, melainkan tersirat pesan dan keinginan luhur yang ingin disampaikan untuk semua Masyarakat Indonesia. Tidak lain adalah mereka ingin melihat masyarakat dan warga negara Indonesia bisa mempergunakan akses internet cepat dan murah yang sudah Masyarakat Indonesia idam-idamkan sejak lama.

Kisah para pahlawan ini sangat kontradiktif sekali dengan sikap kita yang tidak menganggap keberadaan mereka di balik pemenuhan kebutuhan akses internet cepat yang kita sekalian rasakan, kita seolah-olah di butakan dengan semua kesenangan dengan akses internet yang cepat yang sudah ada, dan melupakan kerja keras dan jasa para penggali galian kabel fiber optik ini di waktu siang dan malam untuk memasang kabel optik di dalam tanah.

Kita semua seolah-olah tidak memperdulikan keberadaan mereka, padahal mereka penentu satu-satunya pemenuhan kebutuhan internet cepat kita sekalian di tahun-tahun yang akan datang. Jika saja tidak ada pahlawan-pahlawan tanpa tAnda jasa ini bekerja siang dan malam, mungkin tidak akan terjadi akses internet cepat untuk Anda sekalian.

Sungguh ironi untuk kita sekalian yang hanya menganggap remeh pekerjaan para pekerja penggali pemasangan kabel fiber optik tersebut. Kalau kita pikirkan dan renungkan secara mendalam, mereka bekerja siang dan malam untuk terus menggali dan memasang kabel optik yang ada diseluruh penjuru Nusantara negeri ini. Sementara disisi lain, kita hanya bisa melihat dan hanya bisa merasakan manfaat yang dihasilkan oleh mereka tanpa kita sadar dan memberikan rasa empati kita untuk mereka atas kerja keras yang diperbuatnya selama ini.

“Gali lubang, pasang kabel, tutup lubang lagi, begitulah keseharian mereka para penggali dan pemasang kabel fiber optik siang dan malam untuk mengejar deadline yang harus diselesaikan”. Apakah hanya se-sederhana itu pekerjaan mereka, kisah pahit lain yang juga miris untuk para pekerja dan penggali kabel fiber optik ini adalah dikala musim hujan datang. Para penggali dan pemasang kabel fiber optik ini harus berjibaku dengan waktu dan cuaca. Lubang galian yang sudah siap untuk dipasangi dengan kabel-kabel fiber optik ternyata dibanjiri oleh air hujan, jadi para penggali ini harus bekerja dua kali untuk membuang air yang menggenangi lubang pemasangan kabel fiber optik ini. Apakah hanya sampai disitu saja, jawabnya adalah “Belum”. Disaat malam menjelang tugas mereka bertambah berat, karena harus menjaga dan memberikan rambu-rambu penghalang untuk para pelintas di jalan raya. Jangan sampai para pelintas jalan raya ini masuk ke lubang galian yang sudah ada. Aspek menghindari kecelakaan  harus juga ditegakkan para penggali dan pemasang kabel fiber optik ini,

Melihat betapa kerasnya pekerjaan yang mereka kerjakan setiap harinya memang terlihat sangat heroik sekali, akan tetapi tidak mudah untuk ber-empati kepada orang-orang seperti ini. Karena kebanyakan orang selalu memposisikan mereka sebagai pekerja/pembantu yang tidak patut untuk dibantu. Kadang juga kebanyakan orang hanya berpikir bahwa mereka “para pekerja pemasangan kabel optik tersebut” dibayar atas kerja keras yang dilakukannya.  Sikap egoistis orang-orang seperti ini tidak patut ditiru, karena kelompok-kelompok orang seperti ini hanya berpikiran satu arah saja dan semuanya dianggap remeh begitu saja. Padahal mereka-mereka sendiri lah yang merasakan manfaat dahsyat dari pemasangan kabel optik ini.

Kelak setelah selesai semua mega proyek pemasangan kabel fiber optik dan semua infrastruktur sudah terpasang, baru deh kita bisa merasakan betapa tidak bergunanya para pekerja dan pemasang kabel fiber optik tersebut. Kita tidak pernah memikirkan bagaimana mereka memasang kabel fiber optik ini atau bagaimana kendala yang mereka hadapi setiap harinya dan lain sebagainya. Suatu saat nanti, pasti kita hanya dihadapkan pada internet siap saji yang berkecepatan tinggi dan murah  tanpa sedikit pun ingat siapa orang yang berperan dibalik itu semua.

Kita semua seolah dibutakan dengan kecanggihan teknologi yang memperbudak kita sendiri, mulai lunturnya rasa empati sesama manusia sendiri sampai pada sifat kuperisme “jarang bergaul dengan sesama temannya”. Lagi-lagi potret kehidupan di lingkungan kita ini, disebabkan dengan seiiring bertambahnya kemajuan teknologi masa kini terutama internet. Semoga cita-cita dan keinginan tersirat dari para penggali dan pemasang kabel fiber optik ini bisa terwujud dan bisa merubah cara pAndang kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang di Indonesia terutama dalam bidang internet.
Memberikan rasa empati dan sedikit kepedulian kepada mereka para pekerja, mungkin sudah cukup untuk pahlawan internet ini. Tidak perlu muluk-muluk harus membantu dan ikut serta bergotong royong menggali lubang di tepi-tepi jalanan.  Intinya kita selalu ingat dan menghargai mereka para pahlawan internet masa kini tanpa menghilangkan kerja keras dan tanggung jawab yang dilakukannya setiap hari untuk menjaga dan memberikan pemenuhan akses internet yang lebih cepat dan murah kepada semua Masyarakat Indonesia.

Dengan seperti itu tidak ada lagi anggapan remeh dan kesan tidak menghargai terhadap posisi mereka “para pekerja penggali pemasangan kabel optik” ini. Dan yang lebih penting lagi adalah tidak ada lagi anggapan yang mengatasnamakan bahwa para pekerja ini tidak berguna apa apa dalam menunjang pemenuhan akses internet cepat dan murah yang akan Anda rasakan pada saatnya nanti.

Sekian dari penulis, semoga dengan tulisan yang tidak terlalu panjang lebar ini. Bisa sedikit membuka rasa empati kita terhadap mereka-mereka yang tidak dianggap atau dipAndang sebelah mata tidak mempunyai reputasi atas peran dan kerja kerasnya selama ini. Sebagai penutup, penulis sedikit  berpesan “Sering-seringlah melihat lingkungan sekitar Anda, maka Anda bisa merasakan apa yang mereka rasakan”. Sesuatu hal kecil bisa menjadi besar, jika Anda pekah dan tanggap akan hal tersebut. Itulah filosofi dari sebuah Rasa Empati yang sesungguhnya.

Ditulis Oleh : aditya_trihutama

Mahasiswa,Penulis Lepas dan Blogger 
Sumber : aksisemangat