Laman

Tuesday, November 20, 2012

Sistem Komunikasi Fiber Optik

4. Konsep  Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik
  4.2.1 Umum
       Saat ini kemajuan di bidang telekomunikasi begitu pesat sehingga berdampak pada perkembangan teknologi informasi. Transmisi optik tampaknya menjadi ide perubahan cepat, dimana dengan penggunaan serat optik sebagai medium  transmisi  memberikan  dampak pada  keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan  kualitas yang tinggi menjadi pilihan dalam pembangunan sistem telekomunikasi.
  4.2.2  Pengertian Serat Optik
       Pengertian serat optik secara umum ialah sistem komunikasi yang menggunakan cahaya sebagai pembawa sinyal informasinya. Pada sistem ini di sisi pengirim menggunakan sumber optik untuk mengubah informasi menjadi sinyal optik kemudian di sisi penerima di pasang detector optik, dengan menggunakan media transmisi serat optik. Arah terima sinyal cahaya yang diterima dari sumber optik akan diubah oleh detector optik menjadi sinyal elektrik kembali kemudian masuk ke sirkuit output kemudian diadakan pengaturan dan penguatan sebelum diteruskan kembali ke multipleks di penerima.
       Jika transmisi SKSO digunakan untuk jarak jauh maka sinyal yang dikirim memiliki redaman yang besar yang dapat mengakibatkan sinyal kirim tidak dapat dibaca di penerima sehingga untuk mengatasinya diperlukan repeater. Sinyal cahaya tersebut akan diproses menjadi sinyal listrik lalu dikuatkan kembali menjadi sinyal optik.



4.2.3 Susunan dan Konstruksi Serat Optik


Susunan kabel serat optik terbagi atas tiga bagian yaitu :
*   Core ( inti ), berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lain. Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas tinggi dan merupakan bagian serat optik karena perambatan cahaya sebenarnya terjadi pada bagian ini. Core mempunyai diameter berukuran 2 s/d 125 µm.
*   Cladding ( lapisan ),berfungsi sebagai cermin yang memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Cladding terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core dan merupakan selubung core. Cladding mempunyai diameter berukuran 5 s/d 250 µm.
*   Coating ( jaket ), sebagai pelindung mekanis dan tempat kode warna, terbuat dari bahan plastik dan berfungsi melindungi serat optik dari kerusakan.
 
4.3 Konfigurasi Sistem Komunikasi Serat Optik
4.3.1Konfigurasi  Link
 4.3.2Konfigurasi Sistem


Dalam arah kirim, input sinyal yang berasal dari perangkat Multiplex digital dihubungkan ke Digital Distribution Frame (DDF) dan diteruskan ke Electrical Circuit. Fungsi Electrical Circuit adalah memperbaiki karakteristik dan mengkodekan sinyal yang diteruskan ke Optical Transmitter.
       Pada Optical Transmitter, sinyal listrik diubah menjadi sinyal pulsa cahaya yang dikirimkan ke stasiun lawan melalui serat optik.
       Sedangkan pada arah terima, sinyal pulsa cahaya yang diterima dari serat optik akan diubah oleh Detector Optik menjadi sinyal listrik yang akan diteruskan ke Electrical Circuit. Fungsi Electrical Circuit pada arah terima sama dengan pada arah kirim. Output sinyal dari Electrical Circuit akan diteruskan ke perangkat Demultiplex setelah melalui DDF.
       Digital Distribution Frame (DDF) digunakan untuk lokalisir gangguan, sebagai terminasi, digunakan dalam pengukuran/test link, dan digunakan jika ada pasang baru.
       4.3.3  Secara keseluruhan , link yang dioperasikan oleh P.T Telkom ada tiga:
SUB (Surabaya-Ujung Pandang-Banjarmasin) menggunakan:
 a. Nortel Stm-16 (2.5 Gbit)
 b. Alcatel Stm-16 (2.5 Gbit)
                   c. Siemens Stm-64 (10 Gbit)
1.    T-21
                 T-21 Menggunakan Siemens Stm-16 (2.5 Gbit)
    

2.    Forma (Fiber Optic Ring Makassar)
(Balaikota-Mattoanging,Sungguminasa-Takalar-Jeneponto-Bantaeng-Bulukumba-Sinjai-Watampone-Libureng-Maros-Panakukkang-Balaikota).
4.4     Standard Operation Procedure and Standard Maintenance Procedure
       4.4.1 Standard Operation Procedure



1.    Untuk menentukan jarak sambungan
2.    Mengetahui lokasi titik penyambungan dan berapa besar lossnya
3.    Untuk menganalisis setiap kejadian-kejadian sepanjang serat yang diukur (patahan atau redaman)
ü Prinsip Kerja OTDR
·      Memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser kedalam sebuah Serat Optik.
·      Sebagian sinyal-sinyal dibalikan ke OTDR, sinyal diarahkan melalui sebuah coupler ke Detektor Optik dimana sinyal tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan pada layar CRT.
·      OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu.
o  Waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan cahaya.
o  Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik  terhadap jarak dan dibagi 2 karena sinyal membutuhkan waktu itu untuk pulang dan pergi.
ü Pemakaian OTDR
1.  Saat instalasi
OTDR dipakai untuk memastikan loss sambungan, konektor dan loss karena tekukan atau tekanan terhadap kabel.
2.  Dalam pemeliharaan
Pengecekan periodik untuk memastikan tidak ada kelainan pada serat.
ü Beberapa Parameter yang dapat diukur pada OTDR
·      Jarak
Dalam hal ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau  patahan.
·      Loss
Loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link.
·      Atenuasi
Atenuasi dari serat dalam suatu link.
·      Refleksi
  Besar refleksi (return loss) dari suatu event.
ü Pengoperasian OTDR



Garis Hijau merupakan Kekuatan sinyal yang makin lama makin menurun akibat redaman sepanjang link
Garis Merah merupakan Redaman pada titik sambungan
1.Optical DWDM Analyzer
     Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM)



Digunakan untuk mengukur atau mengetahui berapa besar λ (lamda) yang dipancarkan oleh perangkat  serta mengetahui besar daya pancarnya (dBm). Selain itu, melalui perangkat ini kita juga dapat mengetahui level noise (dBm), SNR (Signal to Noise ratio).
                     Pengoperasian Optical DWDM Analyzer :
o  Sambungkan  perangkat Optical DWDM analyzer keperangkat  monitoring menggunakan patch core.
o   Nyalakan Optical DWDM analyzer dengan menekan tombol Power hingga lampu indicator On berwarna hijau.
o  Tekan tombol “start” untuk memulai pengukuran.
o  Selanjutnya, dilayar bawah akan muncul hasil pengukuran  seperti panjang gelombang, Spacing, Noise, SNR dll.
o  Untuk mematikan tekan tombol system terlebih dahulu, pastikan bahwa panel Optical DWDM analyzer yang dilayar berwarna abu-abu lalu tekan tombol On/Off.
6.BER (Bit Error Rate) test

Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui nilai BER (Bit Error Rate) suatu kanal transmisi milik pelanggan. Dimana nilai BER adalah nilai dimana terdapat 1 bit transmisi yang error dari 1000 bit, jika nilai BER-nya 10^-3. Adapun fungsi lain dari alat ini adalah mengetahui gangguan yang terjadi pada kanal pelanggan misalnya Signal Loss, Clock Loss, AIS, Pattern Loss, Octet Loss, Frame Loss, & MFrame Loss, Alat ini pun memberikan informasi tentang keadaan kanal yang diukur BER-nya  misalnya sedang  dalam keadaan Remote Alarm yang berarti alarm yang disampaikan ke monitor telah diterima oleh operator namun indikasinya seperti bunyi yang ditimbulkan telah dikontrol atau suara yang ditimbulkan telah dihilangkan.
ü Pengoprasian BER test
·    Colokkan kabel power dan kabel monitoring pada tempat atau      slotnya   masing-masing.
·      Aktifkan BER test dengan menekan Power On
·      Sambil menunggu BER test ready, lakukan pengecekan pada DDF tentang letak transmisi kabel kanal pelanggan yang mengalami gangguan .( mis: pada monitor operator kanal yang mengalami gangguan beridentitas A15_04_13, maka terletak pada kolom A15, frame ke4, dan point terminasi ke 13)
·      Setelah mengetahui letak point terminasi, maka tentukan point output TX dan RX-nya. Salah satu caranya adalah menggunakan LED jika LED menyala maka point tersebut adalah output TX dan begitupun sebaliknya.
·      Tekan Start/Stop pada BER test, sambungkan penjepit merah pada output TX dan penjepit kuning pada output RX.
·      BER test akan menampilkan pada display nilai BER dari kanal yang telah diukur tadi, dan juga akan menampilkan gangguan-gangguan dan keadaan kanal tadi lewat LED-LED Indikator yang terdapat di bawah display.
·      Setelah pengukuran selesai, lakukan penyelesaian akhir kemudian matikan BER test dengan menekan Start/Stop

 
 7.CD (Chromatic Dispersi )
Cara pengukuran menggunakan CD


  4.4.2  Standard Maintenance Procedure (SMP)
 1.  Pemeliharaan harian meliputi
§  Pengecekan Visual Alarm Unit
§  Pengecekan Alarm Via NMS
§  Pengecekan Terminasi Kabel
§  BIR (Bersih, Indah dan Rapi) Perangkat & Ruangan
§  Pengecekan Kelembaban Ruangan (Normal : 55%-75%)
§  Pengecekan Temperatur Ruangan (Normal : 20-240C)
 2.   Pemeliharaan Mingguan meliputi :
§  Site Visit Landing Point
§  Pengukuran Kabel Idle FO
§  Patroli Kabel FO
 3.   Pemeliharaan Bulanan meliputi :
§  Pengukuran parameter Operasi
§  Optical Level Tx
§  Optical Level Rx
§  Electrical Power Source
§  Pengecekan Protection Unit
 4.   Pemeliharaan Tahunan
     Salah satu pemeliharaan harian yang kami laksanakan adalah :
                 NMS (Network Management System)
A. Berfungsi:
a.Monitoring alarm pada semua Network Element
b.Bisa melakukan control seperti:
1.   Troubleshooting terhadap ganguan yang terjadi pada Network  Element.
2.   Melakukan testing.
3.   Cross connect.
c.Kemudahan dalam menyelesaikan gangguan yang terjadi pada Network Element
d.Efisiensi waktu dalam menyelesaikan gangguan
B.  Konfigurasi NMS terbagi 2 yaitu:
 NCT (Network Craft terminal)


             Pada konfigurasi LCT setiap Client langsung terhubung ke NE (Network Element).
             LCT digunakan apabila terjadi emergency, yaitu apabila server mengalami kerusakan atau perangkat mengalami kerusakan sehingga server terputus.
             LCT memiliki kekurangan, yaitu jumlah network yang dimonitor maksimal 3 secara bersamaan. Apabila ingin melihat NE yang lainnya maka NE sebelumnya harus dilepas terlebih dahulu.
A. Pengoperasian Software NMS




A.     Penyambungan Optik T21 Makassar-Barru (Perpu)
 Terlebih dahulu petugas mendapat laporan bahwa transmisi optik mengalami perpu. Kemudian dilakukan pengecekan kerusakan menggunan Software NMS ternyata lokasi putusnya adalah T21 link terletak antara Makassar-Barru.
Selanjutnya dilakukan pengecekan menggunakan OTDR letak real dari lokasi perpu tersebut, ternyata lokasi putusnya adalah di Maros tepatnya pada sebuah Jembatan. Namun kondisi kabel  tidak memungkinkan untuk dilakukan penyambungan lagi, karena kabelnya sudah tidak dapat ditarik lagi ditambah lagi kualitas kable sudah tidak dapat dipertahankan. Solusinya  yaitu menggunakan kabel baru.


Setelah kabel yang baru telah dipersiapkan kemudian dilakukanlah penyambungan.
 Proses Penyambungan :
1.   Lakukan pengupasan pada kabel yang putus dan kabel baru pada masing-masing ujung
2.   Hilangkan jelly pada kabel memakai minyak tanah atau alkohol