4. Konsep Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik
4.2.1 Umum
Saat ini kemajuan di bidang telekomunikasi begitu pesat
sehingga berdampak pada perkembangan teknologi informasi. Transmisi optik
tampaknya menjadi ide perubahan cepat, dimana dengan penggunaan serat optik
sebagai medium transmisi memberikan
dampak pada keandalan yang
tinggi, kapasitas yang besar dan
kualitas yang tinggi menjadi pilihan dalam pembangunan sistem
telekomunikasi.
4.2.2 Pengertian Serat Optik
Pengertian serat optik secara umum ialah sistem komunikasi
yang menggunakan cahaya sebagai pembawa sinyal informasinya. Pada sistem ini di
sisi pengirim menggunakan sumber optik untuk mengubah informasi menjadi sinyal
optik kemudian di sisi penerima di pasang detector optik, dengan menggunakan
media transmisi serat optik. Arah terima sinyal cahaya yang diterima dari
sumber optik akan diubah oleh detector optik menjadi sinyal elektrik kembali
kemudian masuk ke sirkuit output kemudian diadakan pengaturan dan penguatan
sebelum diteruskan kembali ke multipleks di penerima.
Jika transmisi SKSO digunakan untuk jarak jauh maka sinyal
yang dikirim memiliki redaman yang besar yang dapat mengakibatkan sinyal kirim
tidak dapat dibaca di penerima sehingga untuk mengatasinya diperlukan repeater.
Sinyal cahaya tersebut akan diproses menjadi sinyal listrik lalu dikuatkan
kembali menjadi sinyal optik.
4.2.3 Susunan dan Konstruksi Serat Optik
Susunan kabel serat optik terbagi atas tiga bagian yaitu :
Core ( inti ), berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu
ujung ke ujung lain. Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas tinggi dan
merupakan bagian serat optik karena perambatan cahaya sebenarnya terjadi pada
bagian ini. Core mempunyai diameter berukuran 2 s/d 125 µm.
Cladding ( lapisan ),berfungsi sebagai cermin yang memantulkan
cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Cladding terbuat dari bahan gelas
dengan indeks bias lebih kecil dari core dan merupakan selubung core. Cladding
mempunyai diameter berukuran 5 s/d 250 µm.
Coating ( jaket ), sebagai pelindung mekanis dan tempat kode warna,
terbuat dari bahan plastik dan berfungsi melindungi serat optik dari kerusakan.
4.3
Konfigurasi Sistem Komunikasi Serat Optik
4.3.1Konfigurasi
Link4.3.2Konfigurasi Sistem
Dalam arah kirim, input sinyal
yang berasal dari perangkat Multiplex digital dihubungkan ke Digital
Distribution Frame (DDF) dan diteruskan ke Electrical Circuit. Fungsi
Electrical Circuit adalah memperbaiki karakteristik dan mengkodekan sinyal yang
diteruskan ke Optical Transmitter.
Pada Optical Transmitter, sinyal listrik diubah menjadi sinyal
pulsa cahaya yang dikirimkan ke stasiun lawan melalui serat optik.
Sedangkan pada arah terima, sinyal pulsa cahaya yang diterima
dari serat optik akan diubah oleh Detector Optik menjadi sinyal listrik yang
akan diteruskan ke Electrical Circuit. Fungsi Electrical Circuit pada arah
terima sama dengan pada arah kirim. Output sinyal dari Electrical Circuit akan
diteruskan ke perangkat Demultiplex setelah melalui DDF.
Digital Distribution Frame (DDF) digunakan untuk lokalisir
gangguan, sebagai terminasi, digunakan dalam pengukuran/test link, dan
digunakan jika ada pasang baru.
4.3.3 Secara keseluruhan , link
yang dioperasikan oleh P.T Telkom ada tiga:
SUB (Surabaya-Ujung Pandang-Banjarmasin) menggunakan:
a. Nortel Stm-16
(2.5 Gbit)
b. Alcatel Stm-16
(2.5 Gbit)
c. Siemens Stm-64 (10 Gbit)
1.
T-21
T-21
Menggunakan Siemens Stm-16 (2.5 Gbit)
2.
Forma (Fiber Optic Ring
Makassar)
(Balaikota-Mattoanging,Sungguminasa-Takalar-Jeneponto-Bantaeng-Bulukumba-Sinjai-Watampone-Libureng-Maros-Panakukkang-Balaikota).
4.4 Standard Operation
Procedure and Standard Maintenance Procedure
4.4.1 Standard Operation Procedure
1. Untuk menentukan jarak sambungan
2. Mengetahui lokasi titik penyambungan dan
berapa besar lossnya
3. Untuk menganalisis setiap
kejadian-kejadian sepanjang serat yang diukur (patahan atau redaman)
ü Prinsip Kerja OTDR
· Memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah
sumber dioda laser kedalam sebuah Serat Optik.
· Sebagian sinyal-sinyal dibalikan ke OTDR,
sinyal diarahkan melalui sebuah coupler ke Detektor Optik dimana sinyal
tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan pada layar CRT.
· OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu.
o Waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan cahaya.
o Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik terhadap jarak dan dibagi 2 karena sinyal
membutuhkan waktu itu untuk pulang dan pergi.
ü Pemakaian OTDR
1. Saat instalasi
OTDR dipakai untuk memastikan loss sambungan, konektor dan loss
karena tekukan atau tekanan terhadap kabel.
2. Dalam pemeliharaan
Pengecekan periodik untuk memastikan tidak ada kelainan pada serat.
ü Beberapa Parameter yang dapat diukur pada OTDR
·
Jarak
Dalam hal
ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
·
Loss
Loss
untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu
link.
·
Atenuasi
Atenuasi
dari serat dalam suatu link.
·
Refleksi
Besar refleksi (return loss) dari suatu
event.
ü Pengoperasian OTDR
Garis Hijau merupakan Kekuatan
sinyal yang makin lama makin menurun akibat redaman sepanjang link
Garis Merah merupakan Redaman
pada titik sambungan
1.Optical DWDM Analyzer
Dense
Wavelength Division Multiplexing (DWDM)
Digunakan
untuk mengukur atau mengetahui berapa besar λ (lamda) yang dipancarkan oleh perangkat serta mengetahui besar daya pancarnya (dBm).
Selain itu, melalui perangkat ini kita juga dapat mengetahui level noise (dBm),
SNR (Signal to Noise ratio).
Pengoperasian Optical DWDM Analyzer :
o Sambungkan perangkat Optical
DWDM analyzer keperangkat monitoring
menggunakan patch core.
o Nyalakan Optical DWDM
analyzer dengan menekan tombol Power hingga lampu indicator On berwarna hijau.
o Tekan tombol “start” untuk memulai pengukuran.
o Selanjutnya, dilayar bawah akan muncul hasil pengukuran seperti panjang gelombang, Spacing, Noise,
SNR dll.
o Untuk mematikan tekan tombol system terlebih dahulu, pastikan bahwa
panel Optical DWDM analyzer yang dilayar berwarna abu-abu lalu tekan tombol
On/Off.
6.BER (Bit Error Rate) test
Adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengetahui nilai BER (Bit Error Rate) suatu
kanal transmisi milik pelanggan. Dimana nilai BER adalah nilai dimana terdapat
1 bit transmisi yang error dari 1000 bit, jika nilai BER-nya 10^-3. Adapun
fungsi lain dari alat ini adalah mengetahui gangguan yang terjadi pada kanal
pelanggan misalnya Signal Loss, Clock Loss, AIS, Pattern Loss, Octet Loss,
Frame Loss, & MFrame Loss, Alat ini pun memberikan informasi tentang
keadaan kanal yang diukur BER-nya
misalnya sedang dalam keadaan
Remote Alarm yang berarti alarm yang disampaikan ke monitor telah diterima oleh
operator namun indikasinya seperti bunyi yang ditimbulkan telah dikontrol atau
suara yang ditimbulkan telah dihilangkan.
ü Pengoprasian BER test
·
Colokkan kabel power dan kabel monitoring
pada tempat atau slotnya masing-masing.
·
Aktifkan BER test dengan
menekan Power On
·
Sambil menunggu BER test ready,
lakukan pengecekan pada DDF tentang letak transmisi kabel kanal pelanggan yang
mengalami gangguan .( mis: pada monitor operator kanal yang mengalami gangguan
beridentitas A15_04_13, maka terletak pada kolom A15, frame ke4, dan point
terminasi ke 13)
·
Setelah mengetahui letak point
terminasi, maka tentukan point output TX dan RX-nya. Salah satu caranya adalah
menggunakan LED jika LED menyala maka point tersebut adalah output TX dan
begitupun sebaliknya.
·
Tekan Start/Stop pada BER test,
sambungkan penjepit merah pada output TX dan penjepit kuning pada output RX.
·
BER test akan menampilkan pada
display nilai BER dari kanal yang telah diukur tadi, dan juga akan menampilkan
gangguan-gangguan dan keadaan kanal tadi lewat LED-LED Indikator yang terdapat
di bawah display.
·
Setelah pengukuran selesai,
lakukan penyelesaian akhir kemudian matikan BER test dengan menekan Start/Stop
7.CD (Chromatic Dispersi )
Cara pengukuran
menggunakan CD
4.4.2 Standard Maintenance
Procedure (SMP)
1. Pemeliharaan
harian meliputi
§ Pengecekan Visual Alarm Unit
§ Pengecekan Alarm Via NMS
§ Pengecekan Terminasi Kabel
§ BIR (Bersih, Indah dan Rapi) Perangkat & Ruangan
§ Pengecekan Kelembaban Ruangan (Normal : 55%-75%)
§ Pengecekan Temperatur Ruangan (Normal : 20-240C)
2. Pemeliharaan
Mingguan meliputi :
§ Site Visit Landing Point
§ Pengukuran Kabel Idle FO
§ Patroli Kabel FO
3. Pemeliharaan Bulanan meliputi :
§ Pengukuran parameter Operasi
§ Optical Level Tx
§ Optical Level Rx
§ Electrical Power Source
§ Pengecekan Protection Unit
4. Pemeliharaan Tahunan
Salah satu pemeliharaan harian yang kami
laksanakan adalah :
NMS (Network Management System)
A. Berfungsi:
a.Monitoring alarm pada semua
Network Element
b.Bisa melakukan control seperti:
1.
Troubleshooting terhadap ganguan yang terjadi pada Network Element.
2. Melakukan testing.
3. Cross connect.
c.Kemudahan dalam menyelesaikan
gangguan yang terjadi pada Network Element
d.Efisiensi waktu dalam
menyelesaikan gangguan
B.
Konfigurasi NMS terbagi 2
yaitu:
NCT
(Network Craft terminal)
Pada konfigurasi LCT setiap Client langsung terhubung ke NE (Network
Element).
LCT digunakan apabila terjadi emergency, yaitu apabila server mengalami
kerusakan atau perangkat mengalami kerusakan sehingga server terputus.
LCT memiliki kekurangan, yaitu jumlah network yang dimonitor maksimal 3
secara bersamaan. Apabila ingin melihat NE yang lainnya
maka NE sebelumnya harus dilepas terlebih dahulu.
A.
Pengoperasian Software NMS
A.
Penyambungan Optik T21
Makassar-Barru (Perpu)
Terlebih dahulu petugas mendapat
laporan bahwa transmisi optik mengalami perpu. Kemudian dilakukan pengecekan
kerusakan menggunan Software NMS ternyata lokasi putusnya adalah T21 link
terletak antara Makassar-Barru.
Selanjutnya dilakukan pengecekan menggunakan OTDR letak real dari lokasi
perpu tersebut, ternyata lokasi putusnya adalah di Maros tepatnya pada sebuah
Jembatan. Namun kondisi kabel tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyambungan lagi, karena kabelnya sudah tidak
dapat ditarik lagi ditambah lagi kualitas kable sudah tidak dapat
dipertahankan. Solusinya yaitu
menggunakan kabel baru.
Setelah kabel yang baru telah dipersiapkan kemudian dilakukanlah
penyambungan.
Proses Penyambungan :
1. Lakukan pengupasan pada
kabel yang putus dan kabel baru pada masing-masing ujung
2. Hilangkan jelly pada
kabel memakai minyak tanah atau alkohol