Laman

Friday, January 31, 2014

Bajing dan Fiber Optik

Whitepaper

clip_image002
Sekilas Info Tentang Bajing (Squirrel)
Bajing adalah nama umum bagi sekelompok mamalia pengerat dari suku Sciuridae. Kata yang berpadanan dalam bahasa Inggris adalah squirrel. Dalam ilmu biologi, bajing tidak sama dengan tupai.
Kelompok ini adalah kelompok besar mamalia kecil, yang di Indonesia mencakup jenis-jenis jelarang, bajing terbang dan bajing pohon pada umumnya. Juga jenis-jenis bajing tanah, anjing prairi dan chipmunk. Dua golongan terakhir ini tidak didapati di Indonesia.
Mamalia kecil arboreal dengan ekor seperti sikat. Panjang kepala dan tubuh (KT) 150-225 mm, dan ekornya 160-210 mm. Beratnya antara 150-280 gram.
Sisi atas tubuh kecoklatan, dengan bintik-bintik halus kehitaman dan kekuningan. Di sisi samping tubuh agak ke bawah, di antara tungkai depan dan belakang, terdapat setrip berwarna bungalan (pucat kekuningan) dan hitam. Pada beberapa anak jenis, setrip ini agak pudar dan tak begitu mudah teramati di lapangan.
Sisi bawah tubuh (perut) jingga atau kemerahan, terang atau agak gelap. Kebanyakan anak jenis dideskripsikan dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan pada warna rambut di bagian ini, yang bervariasi mulai dari abu-abu sedikit jingga sampai coklat berangan gelap.
Ekor coklat kekuningan berbelang-belang hitam. Terdapat variasi dengan ujung ekor berwarna kemerahan.
Kebiasaan dan penyebaran
Bajing kelapa aktif di siang hari (diurnal). Seperti namanya, bajing ini sering ditemukan berkeliaran di cabang dan ranting pohon, atau melompat di antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan memakan buah kelapa, yang muda maupun yang tua, dan menjadi hama kebun yang cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa juga memakan berbagai buah-buahan, pucuk, pepagan, dan aneka serangga yang ditemuinya. Dilaporkan pula bahwa bajing ini terkadang merusak kulit ranting karet untuk menjilati getahnya.
clip_image004
Hewan ini merupakan salah satu jenis mamalia liar yang paling mudah terlihat di kebun pekarangan, kebun campuran (wanatani), hutan sekunder, hutan kota dan taman, serta beberapa jenis hutan di dekat pantai. Bajing kelapa terutama menyebar luas di dataran rendah hingga wilayah perbukitan. Hewan yang tinggal berdekatan dengan pemukiman dapat menjadi terbiasa dengan manusia dan berani mendekati rumah, bahkan mengambil makanan yang disodorkan manusia.
Di pagi dan sore hari, kerap terdengar bunyinya yang tajam bergema, “ ..chek.. chek-cek-cek-cek-cek.. ”; atau bunyi tunggal nyaring “ .. chwit !”, yang dikeluarkannya sambil menggerak-gerakkan ekornya. Sarangnya sering ditemukan di lubang-lubang kayu atau di antara pelepah daun palma, berupa bola dari ranting dan serat tumbuhan berlapis-lapis. Bajing kelapa melahirkan anak hingga empat ekor, dan dapat beranak kapan saja sepanjang tahun.
Bajing kelapa didapati mulai dari Semenanjung Malaya (termasuk di wilayah Thailand), Sumatra, Borneo, Jawa, Bali dan Lombok, Sulawesi serta pulau-pulau di sekitarnya.
clip_image006
KERUSAKAN JARINGAN FIBER OPTIK AERIAL CABLE
99 % GAMAS Jaringan Fiber Optik dengan konstruksi AERIAL KABEL adalah disebabkan oleh binatang pengerat BAJING. BAJING mengupas dan mengerat isolasi PE sampai putus. Ada fenomena yang menarik adalah tube core yang berwarna hijau yang menjadi sasaran utama.
Dibandingkan Aerial Cable jenis kabel tembaga, sampai saat ini belum menemukan kasusu di lapangan yang dikupas/ digigit oleh BAJING. Tentu menjadi bahan penelitian bersama mengapa kabel jenis tembaga tidak berbahaya bagi binatang pengerat sebangsa BAJING. Apakah karena ada muatan arus electromagnet yang dapat mempengaruhi nyali BAJING pada kabel tembaga dibandingkan dengan Fiber Optic yang melalukan cahaya, sehingga BAJING tidak merasakan sesuatu yang membahayakan dirinya.
Dihutan lindung Pegunungan Camba 85 km dari Kota Makassar misalnya fiber optic sepanjang 62 km rusak parah akibat binatang pengerat BAJING. Dari kapasitas 24 Core, hanya tersisa 5 core yang dapat digunakan, sehingga beberapa Remote DSLAM Speedy di Off-kan akibat kerusakan jaringan Fiber Optic. Kondisi ini sama di daerah Bulukumba –Sinjai dan Sinja-Bone fiber optic ini tidak ada lagi yang utuh kurang lebih 100 km.
clip_image008
Tidak ada cara yang spesifik untuk mengatasi permasalahan ini kecuali mengubah bentuk konstruksi dari AERIAL CABLE (Kabel Udara) menjadi BURRIED CABLE (Kabel tanah). BURRIED CABLE relative lebih aman karena ancaman gangguan massal hanya terjadi jika ada benturan mekanik misalnya terkena peralatan pelebaran jalan atau tanah longsor.
Untuk AERIAL CABLE sebaiknya tidak lagi direkomendasi untuk digunakan sebagai jaringan transport (backbond), Jaringan Data dll.
Beberapa permasalahan untuk AERIAL CABLE :
· Binatang pengerat BAJING.
· Gesekan ranting pohon.
· Tertimpah pohon tumbang.
· Kena barang tajam misanya untuk pekerjaan rabasan pepohonan.
· Tiang penanggal jaringan rawan tertabrak kendaraan.
·
clip_image010
Relatif cost tinggi untuk pemeliharaan baik korektif maupun preventif.
Upaya-upaya penanganan sementara untuk mengatasi permasalahan jaringan Fiber OptiC AERIAL CABLE eksisting.
· Membebaskan ranting/ dahan pohon yang mudah dilintasi BAJING.
· Memasang pelindung tambahan misalnya HDPE disekitar tiang yang rentan dirusak/digigit BAJING (seprti pada gambar/foto).
· Memasang alat penangkap BAJING.
· Memasang jaringan Fiber Optic bayangan untuk kamufulase.
(insert mei 2010)

sumber : http://mandorkawat2009.wordpress.com